Pada Perang Dunia II, pasukan Jepang menginvasi Burma, yang pada masa itu berada di bawah . Pasukan Inggris menarik diri dan meninggalkan kekuasaan dalam keadaan lowong, yang menimbulkan kekerasan antarmasyarakat yang memuncak antara Buddhis Pro-Blok Poros dan para penduduk desa Muslim. Inggris mempersenjatai penduduk lokal Rohingya di utara Arakan untuk membuat sebuah zona buffer dari saat mereka menarik diri. Periode tersebut juga diwarna kekerasan antara kelompok yang loyal kepada Inggris dan nasionalis Burma.