Tachtigers

De Tachtigers (Bahasa Indonesia: Gerakan Delapan Puluh) adalah suatu gerakan sastra yang ada di Belanda yang melejit pada tahun 1880-an. Gerakan sastra ini dianggap berpengaruh pada gerakan sastra yang ada di Indonesia, Pujangga Baru. Pengaruh ini diakui oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane dalam Pujangga Baru edisi April 1983 ketika mereka memperingati Willem Kloos. Latar belakang gerakan ini adalah perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di eropa sebagai hasil Perang Prancis-Jerman pada tahun 1870, industrialisasi, dan gerakan buruh dan sosialisme. De Tachtigers dimulai kira-kira pada tahun 1880-an di kalangan mahasiswa di Amsterdam. Di kafe-kafe para mahasiswa ini membicarakan kejemuan terhadap keadaan sastra Belanda saat itu, dengan mengecualikan Multatuli dan Busken Huet.

Tachtigers

De Tachtigers (Bahasa Indonesia: Gerakan Delapan Puluh) adalah suatu gerakan sastra yang ada di Belanda yang melejit pada tahun 1880-an. Gerakan sastra ini dianggap berpengaruh pada gerakan sastra yang ada di Indonesia, Pujangga Baru. Pengaruh ini diakui oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane dalam Pujangga Baru edisi April 1983 ketika mereka memperingati Willem Kloos. Latar belakang gerakan ini adalah perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di eropa sebagai hasil Perang Prancis-Jerman pada tahun 1870, industrialisasi, dan gerakan buruh dan sosialisme. De Tachtigers dimulai kira-kira pada tahun 1880-an di kalangan mahasiswa di Amsterdam. Di kafe-kafe para mahasiswa ini membicarakan kejemuan terhadap keadaan sastra Belanda saat itu, dengan mengecualikan Multatuli dan Busken Huet.